Selasa, 08 Juli 2014

ANAK –ANAK DAN SUAMI KAMI BUKAN UNTUK DI BUNUH

Detius Yoman 

(75% Perempuan Papua Janda, Karena Suaminya di Bunuh Oleh Militer NKRI)
Aku sudah tidak mau melahirkan lagi anak..! Buah dadaku tidak dapat menghasilkan lagi asi.  Lagi pula aku sudah tua. Usia  produktifku telah lewat bersama   mereka yang telah gugur dalam medan perjuangan.
Bukannya aku tidak mau memberi anak, bagi suami tercinta. Aku memang melahirkan sejumlah anak buat suamiku. Aku  melahirkan anak dengan susah  paya, susah payaku sangat banyak; dengan kesakitan aku melahirkan anak-anakku.  Sejumlah putra  terbaik Papua yang kulahirkan untuk mendiami negeri ini, tetapi kini mereka telah tiada.
Mereka yang ku lahirkan, seadainya mereka masih hidup, Papua sama seperti penduduk Jawa, penduduk di jawa  sangat padat sehingga dalam satu hari penambahan penduduk di Papua 4.000-5.000 penduduk baru baik yang masuk melalui laut maupun udara.
Papua ini kecil, mereka juga bisa mendiami bumi mereka (Bumi PAPUA) tetapi mereka kini telah tiada, mereka gugur dari tangan militer Indonesia.
Anak-anak yang yang kami lahirkan tahun lalu, tahun kemarin dan tahun ini, mereka semua mati dari tangan militer NKRI. Mereka di buruh sama seperti binatang oleh penguasa di atas tanah ini. Kemarin, hari ini dan besok kami berduka terus menerus kami cape.
 Aaaaa…. Percuma kami melahirkan anak!
Kami melahirkan mereka sesuai dan berdasakan amanat Allah (Kejadian 1:27-28) namun, mereka yang kami lahirkan hanya untuk di culik, di tembak mati, di penjarahkan, di perkosa dan di beri racun melalui minuman, makanan dan obat-obatan.  Kami mama – mama Papua tidak mau menangkung dosa militer NKRI. Ungkap seorang mama Papua, sambil menunjukkan buah dadahnya yang kempes karena ia menyususi banyak anak.
 Seperti katakan oleh seorang mama: “As a mather I given birth, given birth. Given birth to my children and then they were killed. See show my breasts have shrunk because there is no more milk. I don,t want to give birth enymore. These are the only children left.  The rest have been killed.” (ALJAZEERA)
Pada pagi hari anak-anak kami keluar rumah untuk melakukan pekerjaan yang besar. Pekerjaan mulia dan kudus,  pekerjaan yang penuh dengan pengorbanan baik waktu, tenaga, harta dan naywa.
Kami  telah menyediakan makan buat anak-anak yang kerja.  Kami  belum makan. Pikir kami, mereka pulang kerja nanti kita makan sama – sama.  Kami  menunggu mereka pulang, sekarang sudah larut malam, makanan sudah dingin.
 Kami  bertanya-tanya pada tetangga dan orang – orang yang melewati depan rumah kami dari arah anak-anak dan suami kami kerja,  bahwa “ Apakah anak-anak dan suami kami sedang dalam perjalanan?. Tidak ada yang mengetahui tentang mereka.
 Besok pagi, kami mengajak putri kami yang sedang mengandung, karena suaminya juga bersama dalam group  itu. Kami menuju di dimana tempat  mereka biasa kerja, disana tidak ada tanda-tanda apapun. Kami tidak dapat berbuat banyak, setelah kami kembali, dalam perjalanan pulang kami menemukan sebuah noken. Noken itu hasil karya saya itu sebabnya anakku tidak biasa lepaskan noken itu.  Dari hasil penemuan noken itu kami pastikan bahwa mereka telah di bunuh oleh penguasa, penindas, penjajah yang menjajah kami.
 Kami ibu-ibu di Papua Barat, 75 % janda.  Kami janda karena suami kami di bunuh oleh TNI dan Polri. Suami kami di bunuh bukan karena mereka mencuri dan merampok melainkan karena mereka memperjuangkan   penentuan nasib sendiri  Bangsa Papua Barat (Self-Determination). Suami kami di bunuh dengan stigma teroris, makar dan pengacau.
Pemerintah NKRI melalui TNI dan Polri di Papua sering menggunakan pasal – pasal makar yang tidak relevan di era demokrasi, untuk menangkap, memenjarahkan dan menembak mati suami-suami kami.
Saya sedih, saya kehilangan suami. Tempat-tempat dimana suami saya ajak saya pergi jalan-jalan, jika saya ke tempat-tempat itu saya  tidak bisa lupa.    Sejak suami saya di bunuh sampai saat ini, tidak ada orang yang bisa perhatikan saya. Walau ada orang tua, mereka jauh di pedalaman. Ungkap seorang janda  Sewina Wasini istri dari (alm) Yessa Mirin yang ditembak mati oleh gabungan TNI dan Polri pada 4 Juni 2012 dalam aksi damai KNPB, di Jayapura, West Papua. Doc. ES
 DOA BAGI JANDA PAPUA :
 Allah kalik langit dan bumi serta  seisi bumi Papua Barat. Engkau menciptakan dan menempatkan moyang kami di bagian Barat Pulau Papua ini dengan maksud-Mu yang mulia. Engkau di atas segala Allah, nama-Mu berkuasa.  Dengan nama-Mu, nama Allah  bangsa Isreal Daud maju melawan Goliad yang raksasa. Dengan nama TUHAN pula Daud mengalakan Goliad.
Tuhan yang sama kami Bangsa Papua Barat sembah hari ini. Para janda dan perempuan Papua Barat di beri amanat oleh Engkau dengan inisiatif-Mu sendiri untuk melanjukan keturunan untuk memenuhi bumi Papua ini. Dengan susah paya dan dengan kesakitan yang sangat besar mereka melahirkan anak-anak.
Anak-anak dan suami mereka bukan untuk di bunuh, jika mereka  di bunuh oleh tangan manusia maka para pembunuh sedang merusak bait Tuhan. Ya Tuhan, para Janda Papua Barat takut akan tanggung jawab terhadap Engkau. Mereka  tidak mau menangkung dosa para militer NKRI.
Ya Tuhan kami dan Allah kami,  mereka yang Engkau hadirkan  melalui rahim kami, mereka di bunuh oleh militer NKRI. TNI dan Polri di Papua telah, sedang dan akan mencabut nyawa para Nabi dan Nabia Papua.
Para suami mereka di bunuh  secara terstruktur dan systematic oleh Negara kafir yang tidak mengenal Engkau, ya Bapa. Mereka kini telah kehilangan suami, anak – anak mereka yang masih kecil telah menjadi pemulung dan mereka telah menjadi janda,  Oh… TUHAN perhatikanlah nasib para Janda ini.
Oh.. Tuhan, Jadikanlah para janda yang miskin ini sebagai Ester-Ester Papua, agar mereka bertindak untuk membela nasib Bangsa Papua  untuk penentuan nasib sendiri.
Kami serahkan semua para Janda se tanah air Papua Barat, Anak-anak mereke yang masih kecil yang di tinggalkan oleh ayah mereka yang menjadi almarhum ke dalam tangan-Mu.
Kami sebagai manusia takut terhadap para penguasa karena tubuh kami lemah, kami mohon Tuhan kiranya menguatkan tubuh kami yang lemah ini. Kami  berdoa dan menolak dengan nama Yesus Orang Nazaret Yang Hidup, setiap roh-roh jahat, gaib, jin-jin, dan roh – roh ketakutan yang menakut-nakuti para Janda, yang berasal dari dunia ini.  Kami ijinkan Roh Kudus, dengan leluasa menguasai hidup dan kehidupan para Janda.
Tuhan memberkati janda Papua yang miskin ini, lebih khusus mereka yang suaminya di bunuh oleh militer NKRI atas nama Negara.
Dalam nama Yesus, yang adalah Tuhan bagi bangsa Papua Barat, kami berdoa dan menyerahkan para Janda ini ke dalam tangan-Mu, Amin…!

Tidak ada komentar: