Senin, 07 Juli 2014

BANGSA PAPUA KEHILANGAN PENGGAGAS DIALOG JAKARTA-PAPUA, MURIDAN SATRIO WIDJOJO Penulis : Admin MS | Sabtu, 08 Maret 2014 15:36



Alm. Dr. Muridan Satrio Widjojo, M.Si memberikan sambutan pada sebuah bedah buku dengan berpakaian Batik Papua di Jakarta. Foto: Prodi Prancis FIB UI

Jayapura, MAJALAH SELANGKAH -- Peneliti Papua dan salah satu penggagas Jaringan Damai Papua (JDP) di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr. Muridan Satrio Widjojo M.Si tutup usia di RS Mitra Keluarga Depok, Jumat, 7 Maret 2014, pukul 14.15 waktu setempat.

Muridan yang lahir 4 April 1967 di Surabaya ini meninggal karena penyakit komplikasi yang telah lama dideritanya.

Berpulangnya Muridan ke rumah Bapa-Nya di surga adalah kehilangan besar bagi orang Papua yang merindukan perdamaian atas konflik berumur 50-an tahun di tanah Papua. 

Salah satu aktivis Jaringan Damai Papua (JDP), Marthen Goo mengatakan, pihaknya merasa kehilangan. "Bangsa Papua merasa kehilangan atas kematian tokoh Indonesia yang punya hati besar untuk perdamaian di tanah Papua. Ia sosok yang hebat dan mampu meyakinkan banyak orang Indonesia di Jakarta bahwa dialog adalah cara yang bermartabat atas konflik di tanah Papua," kata Marthen Goo.

Marthen menjelaskan, memang apa yang dilakukan Muridan selama hidupnya untuk bangsa Papua sering dicurigai macam-macam, tetapi ia tetap mendorong perdamaian di Papua. "Orang Papua akan kehilangan tokoh seperti dia di Jakarta," tuturnya.

"Kami, bangsa Papua semacam kehilangan sayap lain dalam perjuangan kedamaian di tanah Papua. Karena hasil-hasil kajiannya banyak mengubah pandangan orang banyak bahwa perlu upaya damai untuk penyelesaian masalah Papua," kata Goo.

Jaringan Damai Papua juga dalam grup facebooknya menyampaikan duka cita yang mendalam atas kepergian tokoh Indonesia yang dikenal ahli Papua itu. 

"Seluruh anggota Jaringan Damai Papua mengucapkan duka cita yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya sahabat kekasih kami, bapak Dr. Muridan Widjojo. Beliau adalah salah seorang pegagas Dialog Jakarta - Papua, pencetus Jaringan Damai Papua, dan Koordinator Jaringan Damai Papua di wilayah Jakarta dan sekitarnya," tulis grup itu.

Ditulis di sana, "Selama hidupnya hingga akhir hanyatnya beliau lebih banyak meluangkan waktu dan mengabdikan diri demi upaya penyelesaian konflik secara damai dan bermartabat di Tanah Papua. Semoga keluarga yang ditinggalkan dapat tabah menjalani cobaan ini," tulisnya.

Duka cita disampaikan juga dari sejumlah Dewan Adat Papua. Dewan Adat Wilayah Meepago, Ruben Edowai misalnya menyampaikan duka cita atas meninggalkan pencetus Jaringan Damai Papua itu.

"Orang Indonesia yang punya hati untuk penyelesaian konflik Papua itu tidak banyak. Muridan ini salah satu peneliti yang hebat, ia tahu kondisi Papua dan menawarkan dialog. Terima kasih atas apa yang dia buat untuk orang Papua dan ia pasti akan diterima oleh pencipta-Nya. Doa kami bersamanya," kata dia.

Hal senada dengan Ruben disampaikan Ketua DAP Wilayah V Merauke, Stanislaus Gebze. Kata Gebze, hati Muridan mulia. "Anak, kami menilai selama ini hari Pak Muridan mulia untuk keselamatan orang Papua. Dia bicara perdamaian di Papua untuk atasi semua konflik. Hati dia melebihi orang-orang asli Papua yang menjual Papua atas nama kepentingan golongan dan perut mereka dan membiarkan konflik," tuturnya siang tadi.

Beberapa anggota DAP dari 7 wilayah adat Papua  yang dihubungi media ini siang tadi menyampaikan duka cita sebagaimana disampaikan Ruben dan Stanislaus.

Rasa kehilangan dan duka yang mendalam atas Muridan datang juga dari luar negeri. Koordinator Juru Runding Bangsa Papua Barat, Octovianus Mote dalam wawancara elektronik menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalkan Muridan.

Octovianus Mote adalah satu di antara lima pejuang Papua Merdeka di luar negeri yang dipilih sebagai juru runding penyelesaian masalah Papua oleh seluruh dewan adat se-tanah Papua dan seluruh komponen perjuangan lainnya dalam sidang Papua Tanah Damai yang dibuka Menteri Koordinator Polhukham Juli 2011silam.

Leoni Tanggahma di Belanda juga menyampaikan duka cita yang mendalam. Ia menilai, kepergian Muridan untuk selamanya di rumah Bapa-Nya adalah kehilangan besar bagi orang Papua dalam memperjuangkan kedamaian di tanah Papua.

Diketahui, Leoni Tanggahma dan Octovianus Mote adalah 2 anggota Juru Runding Dialog Jakarta-Papua bersama 3 orang lainya: Dr. John Otto Onawame di Vanuatu, Rex Rumakiek di Australia, dan Benny Wenda di Inggris.

Berbagai kalangan di Papua secara lisan maupun tertulis mengungkapkan rasa kehilangan.
Diketahui, sekitar satu bulan Muridan dirawat di RS Mitra dan sudah dua kali masuk ruang Intermediate. Pada kali kedua Muridan menghembuskan nafasnya yang terahir.

Muridan bekerja di  Pusat Penelitian Politik (P2P) LIPI sejak tahun 1995 silam. Mulai tahun 2008 ia memimpin tim kajian Papua. Selanjutnya,  pada 2010 menjadi koordinator bersama Jaringan Damai Papua (JDP).

Dikutip tempo.co, Muridan menyelesaikan doktor sejarah politik dari Universitas Leiden Belanda. Sejak tahun 2007, ia terpilih menjadi Kepala Bidang Politik Lokal di P2P LIPI.  Peneliti alumnus UI (Magister Antropologi FISIP UI dan sarjana Fakultas Ilmu Budaya UI) ini juga menjadi pengajar tidak tetap dan membimbing mahasiswa S3 di FIB UI. Sebagai peneliti, dia dikenal sebagai spesialis Papua dan jabatan terakhir di LIPI Kepala Bidang Pengembangan Politik Lokal.

Berikut ini adalah doa dan harapan Muridan yang ia tuliskan pada tahun 2011
di blog pribadinya. Doa ini ia tuliskan di akhir sebuah tulisan yang berisi alasan ia berhentinya menulis di blognya itu. Salah satu alasan karena ia  sibuk dengan kegiatan JDP.  Tapi, mungkin ini mungkin pesan terakhir Muridan untuk penyelesaian damai soal konflik Papua. Berikut petikan doanya.

Ya Tuhan,
Pertama, ilhami Presiden SBY agar menunjuk utusan khusus yang tepat dan amanah untuk memulai tahap pra-dialog antara Jakarta dan Papua

Kedua, berkati para pemimpin Papua di berbagai belahan bumi agar semakin bersatu, memilih wakilnya dengan ikhlas, dan bersungguh-sungguh mempersiapkan dialog dengan pemerintah pusat

Ketiga, berikan kami JDP dan semua pekerja perdamaian Papua kekuatan agar dapat terus membangun jembatan yang menghubungkan Jakarta dan Papua hingga terbangun kesungguhan bagi kedua belah pihak untuk berdialog ...
(GE/003/DI/MS)


Tidak ada komentar: