JAKARTA - Masuk dalam tahanan KPK bukan berarti tidak ada "amunisi" serangan dari Anas Urbaningrum. Mantan Ketua Umum Partai Demokrat ini kali ini langsung menyerang ke ketua umum sekarang, Susilo Bambang Yudhoyono. Anas menyebut uang muka pembelian mobil harriernya, yang dianggap KPK sebagai gratifikasi, adalah pemberian SBY.
Pengamat komunikasi politik, Ari Junaedi mengakui kepiawaian Anas dalam berorganisasi dan berpolitik membuat dirinya tahu kapan akan "menembak" dan kapan akan "mengisi" peluru. Akibatnya tuduhan kasus korupsi yang ditimpakan KPK kepada dirinya, kini dibalikkan serangannya kepada pihak-pihak lain.
"Harusnya KPK mengkroscek setiap keterangan yang dinyatakan Anas dan saya yakin KPK akan bertindak profesional. KPK harus membuktikan dirinya tidak loyo di depan kekuasaan. Jangan sampai pisau KPK begitu tajam menusuk kebawah tapi letoy ketika menghujam ke atas," tandas Ari kepada INDOPOS (Group JPNN.com), Senin (24/3).
Pengajar Program Pascasarjana UI, Universitas Diponegoro Semarang, Universitas Dr Soetomo Surabaya dan Universitas Persada Indonesia YAI Jakarta ini, memperikirakan serangan-serangan Anas kepada petinggi-petinggi partai berlambang segitiga merci itu akan terus berlanjut di masa yang akan datang.
"Seiring dengan tuduhan-tudahan KPK yang semakin menyudutkan, Anas pasti akan mengkaitkan peristiwa tersebut dengan peran dan kontribusi pihak-pihak lain. Anas merasa dirinya kini “anak” haram Demokrat padahal dulunya dielu-elukan sebagai penerus SBY. Istilahnya habis manis, Anas dilepeh," ucap Ari. (indopos.co/id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar